Buat wanita-wanita keturunan Jawa, sepertinya sudah tidak asing dengan kalimat Nduk ini. Dulu, waktu saya kecil, yang manggil saya nduk cuma nenek buyut saya yang sama sekali tidak mengerti Bahasa Indonesia dan mungkin terlalu banyak cicitnya, jadi semua yang perempuan dipanggil nduk. Tapi, sekarang ini, nduk sepertinya mengalami perluasan makna, jadi semacam panggilan sayang. Tapi, tetep, menurut saya pribadi, yang cocok manggil nduk ini orang yang lebih tua dari saya. Kalau seumuran lebih baik panggil nama aja ya, menurut saya~
sumber : deviantart.com |
Saya bukan 100% asli keturunan Jawa. Ayah saya berasal dan keturunan asli Sulawesi, Ibu saya keturunan Jawa - Sunda tetapi besar di Bandung. Saya juga dari lahir sampai tinggal di Bandung, tapi saya tidak terlalu fasih berbahasa Sunda (apalagi bahasa Sunda yang halus banget, ga ngerti huhu) kebalikannya, saya cukup fasih berbahasa Jawa. Jadi, saya tidak terlalu Njawani karena sehari-hari di Bandung pun lebih sering (atau bahkan 97% dalam komunikasi sehari-hari) saya menggunakan Bahasa Indonesia. Jadi, kalau ada yang ajak ngobrol pake Bahasa Sunda atau Bahasa Jawa, pasti kecampur sama Bahasa Indonesia, kalau kata Ibu saya, ngomongnya tek-tokan hihi.
Selepas nenek buyut saya meninggal dunia, yang panggil saya nduk itu Pakde' saya dan Mbah saya. Walaupun ujung-ujungnya gak sering manggil nduk lagi, lebih sering manggil pake nama panggilan saya waktu kecil. Sejauh yang saya tau, kata nduk itu dipakai oleh orang tua kepada anak perempuan. Orang tua-nya tidak harus laki-laki saja, perempuan juga biasanya memanggil ke anak perempuan/cucu/cicit nya dengan panggilan nduk. Tapi, sekarang ini mengalami perluasan makna sehingga sering dipakai oleh seorang laki-laki Jawa kepada pasangannya, mungkin seperti panggilan sayang. Adeeeuh~~
Perempuan suka dipanggil Nduk?
Buat perempuan yang memang lahir sebagai orang Jawa atau bahkan keturunan Jawa, jika dipanggil dengan kata Nduk mungkin berasa lebih istimewa. Lebih lebih istimewa jika yang memanggil adalah pasangannya. Apalagi kalau memang pasangannya tersebut umurnya jauh lebih dewasa dari yang dipanggil nduk.
Gimana sih rasanya si perempuan kalau dipanggil nduk? Rasanya tuh beliau yang memanggil kita dengan nduk itu lebih terlihat dewasa, matang, mengayomi, ngademin, dan sayangnya ke kita itu serasa bener-bener dari hati yang paaaliiing dalam. Uhuuy~~
Jadi, kalau tiba-tiba sedih terus nangis, terus tiba-tiba ditanya "Ada apa, Nduk. Kenapa?" wadoooow, rasanya nyes banget ke hati, langsung tenang rasanya. Ya, kata-kata default kalau nanya ke yang nangis kan emang gitu, tapi karena ada nduk nya ini, berasa diayomi uwuwuwuw~~
Oke, memang, kata Nduk itu memang sangat sangat istimewa~
No comments:
Post a Comment